Puguh Jayadi
NIM : 12650001 / Teknik Informatika
I.
PENDAHULUAN
Steganografi (steganography) adalah ilmu dan seni
menyembunyikan pesan rahasia (hiding message) sedemikian sehingga keberadaan
(eksistensi) pesan tidak terdeteksi oleh indera manusia. Kata
"steganografi" berasal dari bahasa Yunani steganos, yang artinya
“tersembunyi atau terselubung”, dan graphein, “menulis”. Kini, istilah
steganografi termasuk penyembunyian data digital dalam berkas-berkas (file)
komputer. Steganografi digital menggunakan media digital sebagai
wadah penampung, misalnya citra, suara, teks, dan video. Data
rahasia yang disembunyikan juga dapat berupa citra, suara, teks, atau video.
Steganografi dapat dipandang sebagai kelanjutan kriptografi. Jika pada
kriptografi, data yang telah disandikan tetap tersedia, maka dengan
steganografi dapat disembunyikan sehingga pihak ketiga tidak mengetahui keberadaannya.
II.
PEMBAHASAN
Steganografi merupakan teknik pengolahan citra dengan cara
menyembunyikan sebuah file yang ditampung dengan file lainnya. Dalam metode ini
diperlukan file sebagai penampung dan file lain yang akan ditampung. File yang
biasa disembuyikan dapat berupa gambar,audio ,maupun text. Dan sama file yang
menjadi penampung bisa berupa gambar,audio dan text.
Penggunaan steganografi bertujuan untuk menyamarkan eksistensi
(keberadaan) data rahasia sehingga sulit dideteksi, dan melindungi hak cipta
suatu produk. Data rahasia yang disembunyikan dapat diekstraksi kembali persis sama
seperti keadaan aslinya.
Dalam penerapan
steganografi pada sebuah file ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan,
diantaranya:
1.
Fidelity
Kualitas citra
atau file yang dijadikan wadah atau file penampung tidak jauh dari citra semula
belum ditambahkan file lain. Citra hasil steganografi masih terlihat alami dan
baik hingga pengamat citra tersebut tidak bisa mengetahui walaupun sebenarnya
citra tersebut telah ditambahkan citra lain
2.
Robustness
Data yang
ditambahkan atau disembunyikan pada citra file lain tidak rusak/corrupt karena
dilakukan beberapa operasi manipusi pada file atau citra penampung seperti
perubahan kontras, penajaman, rotasi, pemampatan ,pemotongan, enkripsi.
Steganografi yang sukses akan tetap melindungi file yang
disembunyikan/ditambahkkan tidak berubah dan tetap valid walaupun telah
dilakukan pemrosesan pada citra penampung.
3.
Recovery
File/data/citra
yang disembunyikan dengan menggunakan steganografi bisa ditampilkan atau
diungkapkan kembali menjadi file asal. Karena pada steganografi hanyalah teknik
penyembunyian data/file yang kapan saja bisa dikembalikan kembali karena suatu
keperluan lain.
B.
Properti Steganografi
1. Embedded
message (hidden text) adalah file yang akan
disembunyikan. File tersebut bisa berupa text, video, audio ataupun gambar.
2. Cover
Object (cover text) adalah file yang
dijadikan sebagai wadah untuk menyembunyikan embedded message
3. Stego
Object (stegotext) adalah file wadah yang
sudah mebiri pesan embedded message
4. Stefo
Key adalah kunci yang digunakan untuk menyisipkan pesan dan
mengekstrasikan pesan dari stegotext.
Contoh:
·
Text: Lupakan asal rumor itu, jadi matamu sehat atau turunkan ubanmu
·
Covertext: upakan sal umor tu adi atamu ehat tau turunkan banmu
·
Hiddentext: Lari jam satu
·
Stegotext: Lupakan asal
C.
Teknik Steganografi
1.
LSB (Least
Significant Bit Modification).
Teknik yang digunakan dalam steganografi/penyembunyian file data
adalah dengan mengganti bit-bit data di dalam segmen bagian citra dengan
bit-bit data rahasia aatau sederhananya dinamakan dengan metode LSB (Least Significant
Bit Modification). Pada susunan bit di dalam sebuah byte (1 byte =
8 bit), ada bit yang paling berarti (most significant bit atau MSB)
dan bit yang paling kurang berarti (least significant bit atau LSB).
Perhatikan contoh sebuah susunan bit pada sebuah byte:
MBS LBS
LSB = Least Significant Bit
MSB = Most Siginificant Bit
Bit yang cocok untuk diganti adalah bit LSB, sebab perubahan
tersebut hanya mengubah nilai byte satu lebih tinggi atau satu lebih rendah
dari nilai sebelumnya. Misalkan byte tersebut menyatakan warna hijau, maka perubahan
satu bit LSB tidak mengubah warna hijau yang terlalu terlihat. Lagi pula, mata
manusia tidak dapat membedakan perubahan yang sekecil itu.
Mengubah bit LSB hanya mengubah nilai byte satu lebih tinggi atau
satu lebih rendah dari nilai sebelumnya. Untuk memperkuat teknik penyembunyian
data, bit-bit data rahasia tidak digunakan mengganti byte-byte yang berurutan, namun
dipilih susunan byte secara acak. Misalnya jika terdapat 50 byte dan 6 bit data
yang akan disembunyikan, maka maka byte yang diganti bit LSB-nya dipilih secara
acak, misalkan byte nomor 18,3,6,23,87.
Contoh:
11010010
MBS LBS
Berubah
menjadi: 01010010 dengan nilai baru 82.
2.
Masking
dan Filtering
Biasanya
dibatasi pada image atau citra 24 bit color atau pada image grayscale. Mirip
dengan watermark, di mana suatu image diberi tanda (marking) untuk
menyembunyikan pesan rahasia. Dapat dilakukan dengan memodifikasi luminance (pencahayaan)
beberapa bagian dari citra atau file.
3.
Tranformasi
Metode ini
menggunakan pemanfaatan dari Discrete Cosine Transformation (DCT) dan Wavelet
Compression. DCT digunakan, terutama pada kompresi JPEG, untuk
metransformasikan blok 8x8 piksel yang berurutan dari image menjadi 64
koefisien DCT. Sinyal dalam
ranah spasial/waktu diubah ke ranah frekuensi dengan menggunakan transformasi
seperti
- DCT (Discrete
Cosine Transform),
- DFT (Discrete
Fourier Transform), dan
- DWT (Discrete
Wavelet Trabform)
Penyisipan
pesan dilakukan pada koefisien tranformasi. Posisi
penyisipan pesan dapat ditentukan secara acak atau pada posisi berurutan.
Selanjutnya dilakukan IDCT untuk mengembalikan sinyal dalamranah
frekuensi ke ranah spasial/waktu.
D.
Ukuran Yang Disembunyikan
Ukuran data
yang akan disembunyikan bergantung pada ukuran file/citra yang dijadikan
penampung. Contohnya Pada citra 24-bit yang berukuran
256 x 256 pixel
terdapat 65536 pixel, setiap pixel berukuran 3 byte (komponen RGB), berarti
seluruhnya ada 65536 x 3 =196608 byte. Karena setiap byte hanya bisa
menyembunyikan satu bit di LSB-nya, maka ukuran data yang akan disembunyikan di
dalam citra maksimum 196608/8 = 24576 byte. Ukuran data ini harus dikurangi
dengan panjang nama berkas, karena penyembunyian data rahasia tidak hanya menyembunyikan
isi data tersebut, tetapi juga nama berkasnya.
Semakin besar data disembunyikan di dalam citra, semakin besar pula
kemungkinan data tersebut rusak akibat manipulasi pada citra penampung.
Untuk memperkuat keamanan, data yang akan disembunyikan dapat
dienkripsi terlebih dahulu. Sedangkan untuk memperkecil ukuran data, data dimampatkan
sebelum disembunyikan. Bahkan, pemampatan dan enkripsi dapat juga
dikombinasikan sebelum melakukan penyembunyian data.
E.
Teknik Ekstrasi/Pengungkapan Data
Pesan yang disembunyikan di dalam citra dapat diungkap kembali
dengan mengekstraksinya. Posisi byte yang menyimpan bit pesan dapat diketahui dari
bilangan acak yang dibangkitkan oleh PRNG. Jika kunci yang digunakan pada waktu
ekstraksi sama dengan kunci pada waktu penyisipan, maka bilangan acak yang dibangkitkan
juga sama. Dengan demikian, bit-bit data rahasia yang bertaburan di dalam citra
dapat dikumpulkan kembali.
I.
PENUTUP
Dari pemaparan yang telah sampaikan dapat disimpulkan bahwa
steganografi merupakan teknik penyembunyian data yang berbentuk image, audio,
video maupun text kedalam file lain. Penggunaan metode ini adalah untuk
bertujuan menyamarkan eksistensi (keberadaan) data rahasia sehingga sulit
dideteksi, dan melindungi hak cipta suatu produk. Data rahasia yang
disembunyikan dapat diekstraksi kembali persis sama seperti keadaan aslinya.
Dalam cara pengguanaanya ada beberapa teknik yang digunakan
diantaranya menggunakan LSB,masking & filtering serta Transformasi.
Ukuran file yang dapat disembunyikan tergantung pada file yang
dijadikan penampung. Untuk keamanan, jika file yang akan disembuyikan berukuran
besar maka terlebih dahulu harus dimampatkan atau enkripsi agar ukurannya
menjadi lebih kecil.Setelah fie yang disembuyikan akan ditampilkan kembali,
maka menggunakan PRNG sebagai pembangkit dengan mencocokan kunci atau key yang
digunakan untuk menyimpan dengan kunci yang digunakan untuk ekstrasi.
Jika hasilnya sama maka data rahasia yang bertaburan di dalam file
dapat dikumpulkan kembali dan dapat membuka file yang tersembunyi.
II.
DAFTAR
PUSTAKA
1.http://informatika.stei.itb.ac.id/~rinaldi.munir/Kriptografi/Steganografi%20dan%20Watermarking.pdf
2. http://asanisembiring.files.wordpress.com/2012/02/steganografi-dan-watermarking.pdf
3.https://danangjunaedi.files.wordpress.com/2011/02/citra-sesi12-steganografi-watermarking.pdf
1.http://informatika.stei.itb.ac.id/~rinaldi.munir/Kriptografi/Steganografi%20dan%20Watermarking.pdf
2. http://asanisembiring.files.wordpress.com/2012/02/steganografi-dan-watermarking.pdf
3.https://danangjunaedi.files.wordpress.com/2011/02/citra-sesi12-steganografi-watermarking.pdf
0 komentar:
Posting Komentar