Jumat, 16 Mei 2014

Makiyyah dan Madaniyyah

A.   Makiyyah dan Madaniyyah


1.    Pengertian Makkiyah dan Madaniyyah

Studi tentang ayat-ayat Makkiyah dan Madinyah sesungguhnya tidak lebih dari memahami pengelompokan ayat- ayat Al-Quran berdasarkan waktu dan tempat turunya sebuah atau beberapa buah ayat Al-Quran. Al-Qur’an turun kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam secara berangsur-angsur dalam jangka waktu dua puluh tiga tahun dan sebagian besar diterima oleh Rasul shallallaahu ‘alaihi wa sallam di Mekah. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
Dan Al-Qur’an itu telah Kami turunkan secara berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.” (QS. Al-Israa’: 106)

Maka ada empat perspektif dalam mendefinisikan Makiyyah dan Madaniyyah, yaitu secara :

a.    Zaman an-nuzul (Waktu Turun)

Menurut Waktu Turun yang disebut Makkiyah oleh sebagian ulama [1] adalah ayat-ayat Al Quran yang diturunkan sebelum Rasullah hijrah ke Madinah meskipun turunnya di luar Makkah
Sedangkan Madaniyah adalah Ayat-ayat Al Quran yang diturunkan setelah Rasullah hijrah ke Madinah meskipun turunnya diluar Madinah
Pembagian ini adalah pembagian yang benar dan selamat dari cacat, karena di sini terdapat patokan dan batasan yang barlaku secara umum.Oleh karena itu,kebanyakan ulama’ berpegang pada pendapat ini. Sebagaimana firman Allah SWT:
 “Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamu,dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhoi Islam itu menjadi agama bagimu.”(Al-maidah:3)
Ayat ini diturunkan pada hari Jum’at di Arafah ketika haji Wada’, tetapi ayat ini termasuk ayat Madaniyah.

b.    Makan an-nuzul (Tempat turun)

Menurut Tempat Turun yang disebut Makkiyah adalah ayat-ayat Al Quran yang diturunkan di Mekkah meskipun turunnya setelah Nabi hijrah,
Sedangkan yang disebut Madaniyah adalah ayat-ayat Al Quran yang diturunkan di Madinah
Dalam definisi ini terdapat kelemahan  (tidak jami’ dan mani’) [2] karena hanya mencakup semua ayat yang turun di daerah Mekkah termasuk Mina ,Arafat dan sebagainya, dan juga mencakup semua ayat dan surat yang turn di daerah Madinah,termasuk pula Uhud dan Badar.
Tetapi definisi ini tidak mencangkup ayat atau surat yang turun di luar daerah Mekkah dan Madinah. Misalnya :  Surat At Taubah ayat 45 yang turun di Tabuk ,dan surat Al Zuhruf ayat 45 yang turun di Baitul Maqdis pada malam Nabi melakukan Isra’.

c.    Mukhatthab (Obyek Pembicaraan)

Menurut Objek yang dibicarakan (seruan) yang dimaksud dengan Makkiyah adalah seruan atau sasaran turunnya kepada penduduk Mekkah.
Sedangkan Madaniyah sasaran turunnya adalah kepada penduduk Madinah
Dengan definisi ini bahwa yang dimaksud dengan Makiyah adalah surat/ayat yang diawali dengan ”ya ayyuha an nas" karena penduduk Mekkah pada waktu itu sedangkan yang dimaksud dengan Madaniyah adalah yang diawali dengan  " ya ayyuha al ladzina amanu" karena pada umumnya penduduk Madinah pada waktu itu sudah beriman.

Definisi tersebut terdapat kelemahan antaranya:

a)    Tidak selalu surat/ayat dimulai dengan seruan ”ya ayyuha an nas" atau " ya ayyuha al ladzina amanu" .Misalnya surat Al Azhab ayat 1

b)    Tidak selalu surat/ayat Makiyah adalah surat/ayat yang diawali dengan ”ya ayyuha an nas" ,atau Madaniyah adalah yang diawali dengan  " ya ayyuha al ladzina amanu".
Misalnya surat An Nisa adalah Madaniyah padahal permulaannya adalah ”ya ayyuha an nas" ,begitu juga dengan surat Al Baqarah adalah surat Madaniyah padahal didalamnya terdapat seruan ”ya ayyuha an nas" pada ayat 21.
Sebaliknya surat Al Hajji adalah Makiyah meskipun didalamnya terdapat seruan " ya ayyuha al ladzina amanu".

2.    Karakteristik Makkiyah dan Madaniyyah

Dalam penetapan Surat Makiyyah dan Madaniyah para ulama mengambil keputusan, menetapkan secara kias bagi tiap-tiap karakteristik [3]
Sesuai dhabit qiyasi yang sudah di tetapkan ciri-ciri khas pasa surat Makkiyah ada 2 ,yaitu [4]:

a)    Ciri khas bersifat qathi[5] ,diantaranya :

1.    Tiap-tiap surat yang di dalamnya ada lafafadz Sajdah, Sebagian Ulama mengatakan bahwa umlah ayat sajdah ada 16 ayat.
2.    Tiap-tiap surat yang di dalamnya ada lafafadz “Kalla”
3.    Al-Ummani menerangkan bahwa bagian Al Quran yang terakhir itu sebagian besar turun ddi Mekkah dan sasarannya pada umumnya kaum yang keras kepala menentang ajaran Islam,maka lafadz “kalla” dipakai untuk memberi peringatan ang tegas dank eras pada mereka.
4.    Di mulai dengan ungkapan”Ya ayyuhannas, Ya bani Adam ,kecuali surat Al al Hajj ini sekalipun pada ayat 77 terdapat “ya ayyuha al ladzina amanu” tetapi surat ini dipandang sebagai Makkiyah
5.    Setiap surat terdapat kisah-kisah para Nabi dan umat manusia yang terdahulu (kecuali surat Al Baqarah).
6.    Setiap surat terdapat didalamnya kisah Nabi Adam dan Iblis (kecuali surat Al Baqarah)
7.    Setip surat dimulai dengan huruf Tahajj (huruf abjad) ,kecuali surat Al Baqarah dan Ali Imron.

b)    Ciri khas bersifat aghlabi[6]

1.    Ayat dan suratnya pendek-pendek,nada perkataannya keras dan agak bersajak.
2.    Mengandung seruan untuk beriman kepada Allah dan Hari Qiyamat dan menggambarkan surge & neraka
3.    Mengajak manusia untuk berakhlahk muli dan berjalan di jalan yang benar/baik
4.    Membantah orang-orang musyrik dan menerangkan kesalahan kepercayaan dan perbuatnnya
5.    Terdapat banyak lafadz sumpah

Dan di tetapkan ciri-ciri khas pasa surat Makkiyah ada 2 ,yaitu :

a)    Ciri khas bersifat qathi ,diantaranya:

1.    Setiap surat mengandung izin berjihad (berperang) atau menyebut hal-hal perang dan enjelaskan hukumnya
2.    Setiap surat menjelaskan secra terperinci tentnag Hukum Pidana,Hukum Waris ,Hukum Perdata,Kemasyarakatan ,Kenegaraan.
3.    Setiap ayat yang menyinggung hal orang-orang munafik ,kecuali surat Al Ankabut ,yang hanya 11 ayat pertama yang merupakan Madaniyah karena menjelaskan orang-orang munafik
4.    Setiap surat membantah kepercayaan/agama Ahlul Kitab (Kristen &Yahudi) yang dipandang salah dan mengajak mereka agar tidak berlebih-lebihan dalam menjalankan agamanya (Al Baqarah,Al Imran,An Nisa,Al Maidah,At Taubah)

b)    Ciri khas bersifat aghlabi ,diantaranya :

1.    Sebagian surat-suratnya panjang-panjang sebagian ayat-ayatnya pun panjang-panjang (Ithbab) dan gaya bahasanya cukup jeas dalam menerangkan hukm-hukum agama
2.    Menerangkan secra terperinci bukti-bukti dan dalil-dalil yang menunjukan  hakekat keagamaan.

3.    Faedah Mengetahui Makkiyah dan Madaniyyah

Faedah atau manfaat penting dari mengetahui Makiyyah dan Madaniyah bagi umat islam[7] diantaranya :

a) Pembedaan nasikh dan mansukh ,karena yang terakhir adalah mansukh bagi yang terdahulu
b)  Merupakan bantuan dalam penafsiran Al Quran.Dengan mengetahui lokasi turunnya ayat ,dapat membantu memahai maksud ayat dan mengetahui ayat yang ditunjuk (madlu) serta isyarat-isyarat yang dikemukakan
c)   Pengetahuan terhadap sejarah pembentukan hukum (tarikh at tasyi) dan fase-fase pembedahan (tajridah) yang di iringi oleh keyakinan terhadap kenyataan bahwa fase-fase tersebut pasti berasal dari Allah Yang Maha Esa ,Maha Pengasih ,Maha Penyayang
d) Meresapi gaya bahasa Al-Qur’an dan memanfaatkannya dalam metode berdakwah menuju jalan Allah, sebab setiap situasi mempunyai bahasa sendiri.
e)  Agar dapat meningkatkan keyakinan terhadap kebenaran, kesucian dan keaslian al-Qur’an
f)  Percaya bahwa AL-Qur’an telah sampai kepada kita terhindar dari perubahan dan pembelokan. Oleh karena itu perlu bagi orang-orang islam mengetahuinya dengan seksama, sehingga mereka bisa mengatahui, dan kemudian beralih mengetahui ayat-ayat yang diturunkan sebelum hijrah dan sesudah hijrah, ayat-ayat yang diturunkan pada siang hari dan pada malam hari,dst.





[1] Pengantar Ulmul Quran ,Prof Drs H Masjtuk Zubdi ,hlm 69
[2]Jami’ artinya bahwa definisi harus mampu memuat dan menggambarkan seluruh aspek obyek kajian. Mani’ berarti menutup pintu bagi aspek-aspek yang bukan termasuk obyek kajian untuk turut dibahas di dalamnya.
[3]Pebahasan Ilmu Al Quran ,Pembahasan Ilmu Alquran . Mana’ul Quthan hlm 66
[4] Pengantar Ulmul Quran ,Prof Drs H Masjtuk Zubdi ,hlm 74
[5]qathi(bersifat jelas dan pasti)
[6]aghlabi (berlaku kepada sebagian besar kasus, dengam berbagai perkecualian/ciri umum)
[7]Ulumul Quran Studi Kompleksitas Al-Quran ,Dr. Fahd Bin Abdurrahmab Ar-Rumi hlmn 176

0 komentar:

Posting Komentar